foto ; by google |
NTT dirundung duka yang teramat panjang
Perdagangan orang kian tak terbendung
Tiap-tiap tahun hampir menjulang
Apakah tuan masih tetap termenung
Kata seorang yang datang padaku
Aku ini bagai domba yang duperjual-belikan dipasar
Aku ini bagai barang dagangan dipasar
Terkadang aku dititipkan pada jasa pengiriman
Entahlah...didalam atau diluar negeri
Dari tangan mereka lah hendak membinasakan aku
Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selamanya
Biarkan aku hembuskan nafas saja
Wahai tuan ku...!!!
Bila engkau mengallihkan pandangan mu, dari padaku
Dan membiarkan hidup dalam kesengsaraan
Bila aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap engkau
Ya tuan ku
Mengapa engkau menjadikan aku sasaran empuk mu?
Dan mengapa engkau tidak mengampuni pelanggaran ku
Dan tidak menghapus kesalahan ku?
Aku bagaikan terbaring dalam debu
Bila aku dapat membutakan mata ku
Dan menulikan telinga ku
Agar aku tak dapat melihat tidakan kekejaman
Dan mendengar tangisan ditengah malam
Karena meringkik kesakitan
Ah...hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang
Dan Kemalangan ku ditaruh bersama diatas neraca
Maka beratnya akan melebihi pasir dilaut
Jakarta, 13 Januari 2018
Posting Komentar