Oleh: Veni Damu
Akankah kita seperti dulu?
Dulu...
Saat hanya ada aku dan kamu
Kita bermain bersama, besenda gurau bersama
Kita tertawa bersama melihat tingkah lucu anak anak kita
Kita tertakjub bersama menyaksikan burung burung bersiul merdu
Kita menangis bersama saat duka melanda
Dulu...
Saat hanya ada aku dan kamu
Kau setia mendengar keluhku, akupun demikian
Dulu.... Hanya dulu....
Jarak antara kita begitu dekat, begitu manis
Sampai tokekpun irih melihatnya
Dulu...Itu dulu
Kau rangkul aku begitu eratnya
Dulu...Sungguh duluh
Kita sepiring berdua secangkir bersama
Sungguh dulu
Kita bagaikan sendok dan garpu
Seiring sejalan
Bagaikan sayur dan garam
Tak ada aku hidupmu hambar
Demikianpun diriku
Sekarang semua terasa berbeda
Tak ada lagi canda yang membawa tawa
Tak ada lagi gurau yang membawa hura
Sekarang semua terasa hambar,hampa
Bahkan piring dan gelaspun tlah pecah berantakkan
Katamu aku bukan apa apa
Katamu aku bukan siapa siapa
Katamu aku hanyalah seorang kafir
Aku terlalu najis bagimu
Rumahku dan segala hal disekelilingku
Semuanya najis bagimu
Kini...
Aku hanya bisa menatap bumi
Tempat kita berpijak
Tempat kita berbaring
kala Tuhan memanggil pulang selamanya
Dulu...
Dimanakah dirimu yang dulu...?
Dulu...
Ah..., walau dulu
Aku masih mengenangnya
Sungguh indah
Sungguh manis
Dan itu dulu...
Labuan bajo, 10 Februari 2016
Popular Posts
Labels
- Artikel (3)
- arts (78)
- Bola (1)
- Demokrasi (4)
- Indonesia (3)
- kebudayaan. (2)
- Kosmas Mus Guntur (1)
- MD3 (2)
Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.
Sports
3/Sports/small-col-right
Header Ads
blogger-disqus-facebook
Nature
3/Nature/post-grid
Comments
3/recent-comments
Main Slider
5/Business/slider-tag
Photography
3/Photography/post-per-tag
Posting Komentar