Oleh: Guntenda Halilintar
Dia bukan tak
tau resiko itu
Tetapi, dia
tetap memilih kebijakan itu
Beralibi untuk mensejahterakan rakyat
Ah, ternyata dia
tergolong kaum borjuis utopia
Alasan klasik “agar
rakyatnya maju”
Ternyata bukam
itu
Dia bukan tak
tau resiko itu
Tapi dia lupa,
kemajuan itu, dia ciptakan dalam imajinasi
Telah menghipnotisnya
dengan kata “memberdayakan rakyat”
Anehnya,
sebagian orang masih percaya imajinasi
Mereka telah dirasuki doktrin hantu ekonomi neolib
Kenyatannya semua
itu nihil
Menghalalkan
penghisap dan penindas
Menghisap sari-sari
tubuh rakyat
Memakmurkan kaum
neolib
Jangan kau
gadaikan rakyat pada kaum lalim itu
Sebab, aku tau
mau jadi kacung neoliberalisme
Setelah tampuk
kekuasaan mu runtuh
Jangan kau
wariskan dosa mu kepada kami
Jika itu adalah
dosa mu, mengakulah
dihadapan rakyat
Sebab, kau masuk
dalam lingkaran hantu bernama “neoliberalisme”
Sekalipun, besar
jasa yang dia berikan
Namun, membawa
malapetaka bagi rakyat
Maka, katakan
tolak tunduk pada hantu neoliberalisme
Segera usir keluar
lewat pintu
Karena ia
terbang lewat jendela
Jakarta
(Margasiswa III), 25 Agustus 2018
Posting Komentar