Acara Penjemputan Gubernur NTT Frans Leburaya
di Bandara Komodo dalam mengikuti agenda pengukuhan kepala SMA/SMK utk 5
Kabupaten (Manggarai Raya, Ngada dan Nagekeo) di Aula Sekda Manggarai Barat.
Seorang raja berkeliaran dijalan
budak dan pelayan bertumpah ruah kejalan
Begitu asiknya kau berjalan
Tanpa sedikitpun ada beban
Bahkan senyum mu begitu menawan
Bunga hiasan tersipu malu
Sebab sang raja berkantong tebal kejalan
Kau tunjukan keramah tamahan mu dihadapan mereka
Sementara dibelakang mereka kau seperti lintah
Tak terlihat lagi keramah tamahan mu
Tak terlihat senyum mu yang menawan
Kau membawa murkah
Bahkan darah saudara mu sendiri kau hisap sampai wajahnya keriput
Wahai gubernur ku
Apa kabar mu?
Sudah lama aku tak menulis tentang mu
Bukan berarti aku seperti bupati ku
Bahkan hari ini kau tak disambut gonggongan kecil
Semua mendadak seperti prilaku bupati mabar
Yang bungkam disetiap persoalan
Tidak banyak ocehan
Toh saya sudah dapat recehan
Wahai gubernur ku
Aku tak diam seperti mereka
Bahkan kantong ku tak tebal seperti mereka
Meskipun suara ku kecil diantara suara-suara yang besar
Hari ini kau begitu bebas berkeliaran
Bahkan tak kudengar gonggongan
Wahai penikmat keringat
Aku muak melihat muka mu
Dengan penuh kebencian
Kau lemparkan senyum untuk kami
Yang kami lihat wajah mu penuh dengan kemunafikan
Mulut mu penuh dengan sumpah serapah
Dengan tipu daya dan penindasan
Di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan
Matanya mengintik orang yang lemah
Rupa mereka seperti singa
Bernafsu untuk menerkam kaum yang lemah
Sesungguhnya mereka itu hamil dengan kejahatan
Ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta
Wahai sahabat ku
Engkau bukan asap yang lenyap disapu angin
Ku rindu gonggongan mu itu
Yang hampir tak ku dengar
Ku rindu ringkik mu
Yang keras memaki onani
Jakarta (Marga III), 4 Januari 2018
|
Posting Komentar