Oleh : Guntenda Halilintar
foto : by floresa.co |
Ada apa gerangan
Hai, kota yang bersorak riuh dan ribut bergembira
Aku mendengar dengan telingaku sendiri
Tentang tanah yang di diwariskan oleh nenek moyang
Bukan hanya aku juga engkau pemiliknya
Untuk mu yang menjual tanah dengan cuma-cuma
Engkau tak dapat mengambil keuntungan dari penjualan itu
Mengapa engkau terlahir dan bertindak merancangkan penghancuran
Hai lidah penipu, lihatlah saudaramu-saudaramu yang mati terbunuh
Bukanlah terbunuh oleh pedang
Dan bukan gugur dalam peperangan
Kau jadikan mereka sebagai budak ditanah mereka sendiri
Seandainya dunia tak melahirkan klas penghisap dan penindas
Maka, kita tidak perlu mendambakan keadilan
Seandainya mereka tidak berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang
Maka, kita tidak perlu mendambakan sejahtera
Aku hendak menyampaikan sajak kepada raja ku
Wahai raja ku
Mengapa engkau menyembunyikan wajah mu
Tidak kah kau lihat Jiwa mami tertanam dalam debu
Tidak kah kau lihat, wajah para leluhurmu hendak digantikan dengan wajah asing
Tidak kah kau lihat, tanah mu berlukiskan wajah para kaum lalim
Aku ingin menguji kesetiaan mu
Terhadap rakyat mu
Dimankah jiwa mu yang garang itu
Dimanakah doa mu yang mampu melumpuhkan musuh itu
Jika engkau memberikan tongkat itu
Akan ku musnahkan mereka dari tanah leluhurku
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaran itu
Jakarta, 3 Februari 2018
PMKRI Jaktim
Cat: Sajak ini sebelumnya, oleh penulis sudah terbitkan lewat akun milik pribadi penulis
Facebook : Gun Tenda Halilintar
Posting Komentar