Oleh : Guntenda Halilintar
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Kau lupa diri
Nilai demokrasi, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat
Sementara harapan kami, bahwa DPR tempat penampung aspirasi
Dan kini, kau ciderai, kau tunggangi kami
Demi kepentingan politik, golongan dan partai
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Kini kami sadari
Kau bukanlah wakil rakyat
Kau adalah wakil partai
Terlihat jelas, pada rapat paripurna
Engkau melahirkan produk politik
Yang dititipkan oleh kepentingan partai politik
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Tidak kah kau sadari
Bahwa kau tunggangi UUD 45, demi kepentingan politik
Tidakkah kau sadari
Pengesahan UU MD3 dianggap kontraproduktif
Kebebasan demokrasi pasca reformasi telah kau hianati
Aku ingin bertanya, bukahkah tugas mu untuk menampung aspirasi
Dalam kepentingan rakyat dalam fungsi Legislasi, anggaran, dan pengawasan
DPR oh DPR, kau ditugaskan untuk menyelamatkan kepentingan rakyat
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Nama mu begitu mulia dan agung
Namun, sifat, prilkau dan tindakan mu tidak mencerminkan seperti nama mu
DPR oh DPR, kau hanyalah kacung partai politik
DPR oh DPR, kau lupa diri
Kau selingkuh dengan elit politik
DPR oh DPR, kami tak percaya kepada mu lagi
Padahal janji-janji mu pada saat kampanye
Kau berjanji bersedia setia sampai mati
Rela berkorban demi kepentingan rakyat
Sehingga kamipun percaya pada mu untuk duduk di sana
Wahai dewan perwakilan rakyat
Kini kami seperti anak tiri
Diperlakukan tebang pilih
Dimana hak kami sebagai rakyat tidak kau perhatikan
Malah hak dan kepentingan partai kau dahulukan
Ternyata kami hanya mimpi
Bahkan suara kami lebih kecil diantara suara-suara mulut besar lainnya
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Berkacalah diri mu
Inikah tujuan akhir mu
Bahwa engkau merampok dan mencuri hak rakyat
Lewat puisi ini kami menyampaikan “SOMASI”
Bahwa engkau tidak layak dan pantas menjadi wakil rakyat.
Jakarta, 16 Maret 2018
Margasiswa III Jakarta Timur
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Kau lupa diri
Nilai demokrasi, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat
Sementara harapan kami, bahwa DPR tempat penampung aspirasi
Dan kini, kau ciderai, kau tunggangi kami
Demi kepentingan politik, golongan dan partai
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Kini kami sadari
Kau bukanlah wakil rakyat
Kau adalah wakil partai
Terlihat jelas, pada rapat paripurna
Engkau melahirkan produk politik
Yang dititipkan oleh kepentingan partai politik
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Tidak kah kau sadari
Bahwa kau tunggangi UUD 45, demi kepentingan politik
Tidakkah kau sadari
Pengesahan UU MD3 dianggap kontraproduktif
Kebebasan demokrasi pasca reformasi telah kau hianati
Aku ingin bertanya, bukahkah tugas mu untuk menampung aspirasi
Dalam kepentingan rakyat dalam fungsi Legislasi, anggaran, dan pengawasan
DPR oh DPR, kau ditugaskan untuk menyelamatkan kepentingan rakyat
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Nama mu begitu mulia dan agung
Namun, sifat, prilkau dan tindakan mu tidak mencerminkan seperti nama mu
DPR oh DPR, kau hanyalah kacung partai politik
DPR oh DPR, kau lupa diri
Kau selingkuh dengan elit politik
DPR oh DPR, kami tak percaya kepada mu lagi
Padahal janji-janji mu pada saat kampanye
Kau berjanji bersedia setia sampai mati
Rela berkorban demi kepentingan rakyat
Sehingga kamipun percaya pada mu untuk duduk di sana
Wahai dewan perwakilan rakyat
Kini kami seperti anak tiri
Diperlakukan tebang pilih
Dimana hak kami sebagai rakyat tidak kau perhatikan
Malah hak dan kepentingan partai kau dahulukan
Ternyata kami hanya mimpi
Bahkan suara kami lebih kecil diantara suara-suara mulut besar lainnya
Wahai, dewan perwakilan rakyat
Berkacalah diri mu
Inikah tujuan akhir mu
Bahwa engkau merampok dan mencuri hak rakyat
Lewat puisi ini kami menyampaikan “SOMASI”
Bahwa engkau tidak layak dan pantas menjadi wakil rakyat.
Jakarta, 16 Maret 2018
Margasiswa III Jakarta Timur
Posting Komentar